Imagine the Future . Menerawang masa depan. (Travelling Note ke 1)

Jusman Syafii Djamal
27 Des, 2017

Kebetulan di akhir Desember saya punya kesempatan mengajak anak2 saya berkunjung ke kampus kampus di Jepang. Saya ingin mereka melihat dengan mata batin sendiri, spirit pengembangan iptek seperti apa yang sedang berdenyut disini.

Ketika sy unggah beberapa foto, seorang sahabat FB Edi Rusnaedi bilang “Bang jangan lupa share note on what you see” Karena nya sy coba share apa yg saya temui di jalan akhir tahun ini.

Senin pagi 26 Desember sy memperingati musibah Tsunami Aceh 12 tahun lalu dengan berkunjung ke Tsukuba University. Disini saya ingat kesedihan dimasa lalu dan menaruh harapan untuk masa depan.

Tsukuba University ini punya motto menarik Imagine the Future , aims at the building of knowledge and fostering Human Resources with well rounded character who can lead the global society to a brighter future.

Menerawang ke masa depan untuk temukan jalan penguasaan iptek dan pengembangan Manusia Bersumber Daya yang brkarakter untuk memimpin “global society” to a brighter future.

Tsukuba University ini terletak di jantung nya Tsukuba Science Center. 60 kilometer di Timur Laut kota Tokyo. Dari universitas ini ada 3 Nobel Laurate Fisika dan Kimia.

Di Universitas ini sy bisa merasakan denyut nadi Riset dan Pengembangan Science terutama dalam bidang Biomedical dan Energy Biomas yang berasal dari ganggang laut. Sy tertarik dengan upaya para Guru Besar dan mahasiswa disini yg sedang mengutak atik teknologi Cybernetic. Di Tsukuba istilah yg digunakan Cybernics , Cyber space-Cyber Technology + Bionics atau Bio Enginerings and Electronics.

Mengawinkan kemajuan teknologi processor, sensor, dan internet of things dengan bio chemistry, kinetic energy nano dan mechatronica.

Kini dengan bantuan lengan robot misalnya petani yang berusia 50-70 tahun yang telah terkena penyakit tulang keropos dan tak mampu membawa beban, dapat kembali. Produktip dan bekerja secara mandiri.

Dengan Riset ini seolah ingin dikatakan meski penduduk Jepang lebih dominan berusia lanjut tidak berarti orang tua tak mampu produktip dan tak mampu mandiri angkat beban. Dengan teknologi Mereka yang lumpuh tak berdaya bisa bangkit kembali menjadi atlit dengan ditempeli perangkat kaki robot. Teknologi menjadi perpanjangan kekuatan daya fikir dan otot manusia. Seolah filem Robocop hidup dialam nyata.

Diketenangan kampus ini saya melihat masa depan mendatangi. Sementara jika ke kampus ITB bertemu anak Saya yg sedang kuliah ada rasa tak nyaman yg menyergap di kesunyian pagi hari. Meski angin terasa sejuk tapi hati terasa was was. Jangan2 shalat subuh mahasiswa atau olah raga pagi dan jalan santai sambil siul siul mereka di Ganesha bisa berganti pindah ke gawat darurat. Digebuk dan dirampas hp nya oleh hantu peninggalan masa lalu yakni begal bersamurai dan geng motor di jalan Ganesha.

Sementara Di belahan dunia lain generasi muda didalam kampus tak terusik untuk maju ke masa depan, di Indonesia yang muda seolah menghadapi tantangan jauh lebih besar untuk beranjak kedepan. Ada sebahagian energi nya harus menyelesaikan problema yg terbawa arus perjuangan generasi tua dimasa lalu yang belum juga tuntas.

Apa benar begitu Wallahu Alam.

Leave a comment